this is a story about first love

Rasa itu terjadi saat aku tak tau apa itu cinta, apa itu mencintai dan apa itu dicintai. Dia… dia adalah teman kecil ku, kita sering bermain bersama, bermain dengan anak-anak kecil lainnya. Aku dan dia sekolah di junior school yang sama. Disitulah semuanya dimulai. Aku selalu memperhatikannya, karena dia berbeda. Ada sesuatu yg menarik perhatian ku, ada sesuatu darinya yang berbeda dari anak yang lain. Aku tak mengerti apa yang aku rasakan. Yang aku tau, aku tak ingin melepaskan pandanganku darinya.

People are growing up and so we are… Lulus dari junior school, kami melanjutkan pendidikan ke junior high school. Dan disinilah perpisahan aku dengannya. Aku melanjutkan study ku di sekolah yang berbeda dengannya. Ku jalani 3 tahun tanpa mengetahui keberadaannya dan rasa yang dulu ku rasakan, hilang mengikuti jaman. Junior high school, masanya cinta monyet. Saat cewe-cewe SMP mengidolakan wajah-wajah tampan pria-pria boyband seperti westlife atau backstreet boys, saat rasa suka-sukan muncul dan tarik menarik antara cewe dan cowo, aku tak terlalu memperhatikan hal itu. Sampai akhirnya salah satu sahabatku memperkenalkan ku pada seorang cowo disaat 9th grade ku. Dia tidak begitu tampan menurutku, tapi dia adalah orang yang cukup berpengaruh di sekolah. Dan akhirnya kami berpacaran, dia pacar pertama ku… Namanya juga cinta monyet, kami pun memutuskan hubungan itu saat kami lulus junior high school.

Lalu aku melanjutkan ke high school yang cukup jauh dari rumahku. Aku masih belum mendapatkan kabar dari cinta pertamaku. Aku masih belum tau dia melanjutkan kemana. Lalu aku jalani satu semesterku di sekolah yang aku pilih. Semester pertamaku di sana membuatku sakit-sakitan, sepertinya aku tidak bisa menjalani hari-hariku seperti itu. Sampai akhirnya mamaku memindahkan ku ke high school yang dekat dengan rumah ku. Minggu-minggu pertama di sekolah baru berjalan dengan baik. Aku punya banyak teman dan seperti anak-anak lainnya. Masanya berkelompok atau biasa disebut genk. Dan aku memiliki genk.

Dan hei… Siapa dia… Sepertinya aku sangat mengenalinya. Hmm.. Dia adalah cinta pertamaku, Ya Tuhan.. Betapa senang hatiku saat aku mengetahui bahwa cinta pertamaku berada di sekolah yang sama dengan ku. Tapi, disaat kami mulai dewasa, akupun tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Sampai akhirnya kamipun menjalani hari-hari kami seperti layaknya seorang sahabat. Kadang kami berangkat sekolah sama-sama. Dan saat 12th grade, aku satu kelas dengannya. Dan akhirnya disaat kelulusan ku di high school, aku masih belum punya rencana ingin melanjutkan ke universitas mana. Aku hanya mendapatkan info bahwa dia akan melanjutkan studynya ke luar kota. Sejujurnya aku sedih mendengar berita itu. Tapi mau gimana lagi kalau itu sudah jadi keputusannya.

Aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan study ku di salah satu universitas swasta. Dan akhirnya aku mengambil beasiswa itu dan melanjutkan study ku disana. Saat aku mengurus administrasi, aku bertemu dengannya… Dia cinta pertamaku dan aku akan kuliah di universitas yang sama. Ya Tuhan… Ini kah rencana Mu ? Namun dia mengambil major yang berbeda dengan ku. Itu tak jadi masalah, selama jadwal kami sama, kami bisa berangkat kuliah sama-sama. Selama 4 tahun, semuanya berjalan biasa saja. Aku dan dia adalah sahabat, kami memulai pertemanan ini sejak kami masih anak-anak. Tak ada keberanian untuk mengungkapkan bawha dia adalah cinta pertamaku. Aku tak tau perasaannya terhadapku. Apakah aku juga cinta pertamanya atau bukan.

Saat aku wisuda, disanalah pertemuan terakhirku dengannya. Sampai saat ini, aku tak pernah bertemu lagi dengannya. Dan rasa ini tak pernah aku ungkapkan kepadanya.

Aku tak punya cara untuk mengungkapkan bahwa dia adalah cinta pertamaku. Akupun tak punya nyali untuk mengatakan bahwa dia selalu membuat tanganku membeku, membuat lidahku kelu sampai aku terbata-bata saat berbicara dengannya, membuat jantungku berdetak begitu kencang saat aku melihat dirinya. Dialah cinta pertamaku. Dan sekarang semuanya sudah terlambat.

Ini hanyalah cerita, kami memang sahabat, tapi kami tidak pernah memceritakan tentang kehidupan kami ataupun masa depan yang kami cita-citakan.
Ini hanyalah cerita yang ingin ku bagi. Disaat nanti aku positive menderita alzaimer, aku tak perlu berusaha mengingat hal indah itu. Aku hanya perlu membacanya.

Semoga kalian dapat mengambil hikmah dari cerita ini. Kalau kalian mencintai seseorang, ungkapkanlah. Walaupun cinta kalian tak terbalaskan, jangan hilangkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan kalian.

-selamat menikmati-

Posted with WordPress for BlackBerry.